Buka Puasa di Mace




Selama bulan ramadan kali ini, setidaknya ada satu aktifitas “kesosialan” yang (hampir rutin) saya lakukan dalam 24 jam sehari itu. Maksudnya dalam aktifitas tersebut inheren terjadi interaksi antara saya dan orang lain. Di setiap masa-masa libur, puasa dan pulang kampung, setiap kesempatan berinteraksi dengan orang lain biasanya akan lebih disyukuri.
Aktifitas itu adalah berbuka puasa. Ramadan kali ini, hampir persis sama seperti ramadan tahun lalu dan dua tahun lalu, saya hampir selalu berbuka di tempat sederhana yang pemiliknya kami akrab panggil “mama” atau “mace”. Lokasinya berada di depan fakultas hukum unhas. Tidak mewah memang hidangan yang kami santap, es pisang ijo atau es buah ditemani risoles atau jalangkote sudah cukup “membatalkan puasa hari itu”. Yang selalu ada di momen ini adalah kebersamaan.

Kami mahasiswa-mahasiswa yang belum pulang kampung, atau memang sudah menjadikan kampus sebagai “lingkungan hidup”, masih saja betah melakukan hal ini. Biasanya sebelum ke mace, kami sudah sejak siang berada di kampus dengan kegiatan-kegiatan rutin organisasi. Di masa-masa seperti ini, yang banyak hanya rapat-rapat, maklumlah masih awal kepengurusan himpunan. Tahun ini, saya kebetulan jadi dewan pengawas organisasi di himpunan. Tahun lalu di masa-masa ini (bulan puasa), saya baru turun dari jabatan ketua himpunan. Dua tahun lalu, saya baru-baru saja menjabat ketua himpunan. Rutinitas rapat membahas konsep perkaderan di tiga tahun terakhir ini tetap berlaku, hanya saja selama tiga tahun ini posisi saya di himpunan yang berbeda. Tentu bukan hanya rapat yang “membosankan” itu yang saya atau kami lakukan, ada juga hal lain. Tentu juga, kami tidak setiap hari berbuka di mace, kadang-kadang ada acara buka puasa bersama di tempat lain ataupun masing-masing punya acara sendiri-sendiri.
Selain itu yang membedakan buka puasa di mace selama tiga puasa terakhir mungkin adalah orang-orangnya. Seingat saya dua tahun lalu, “peserta tetap” buka puasa di mace adalah saya dan beberapa kawan pengurus “semacam” Sirton (meskipun si sirton ini tidak berpuasa), Akmal, Amma, dan Gufron. Kadang-kadang juga Bayu. Waktu  itu juga masih ada kak Sam, kak Arqam. Ada juga kak Eki, kak Iccang, Viko, Noufal dan Aji. Mereka sampe sekarang juga masih sering mampir ke mace bersama saya dan kawan-kawan lain.
Setahun lalu sampai tahun ini hanya bertambah beberapa orang dan beberapa orang lainnya sudah tidak ada. Tahun ini peserta bertambah jadi Echa, Hilda, Fadhil, Ryan, Zulmi (kahima), Wira, Anna, Rani, dan pengurus-pengurus baru lain. Dan beberapa kawan ataupun senior lain.
Kami biasanya akan bergegas ke mace sekitar pukul setengah enam sambil jalan kaki. Setelah tiba di lokasi, sambil menunggu waktu berbuka kami akan mengisi waktu dengan ngobrol dan bercanda. Sambil berbuka pun obrolan dan gurauan akan berlanjut. Dan inilah yang menyenangkan karena momen ngobrol, bercanda sambil buka puasa seperti ini tidak akan ditemui di waktu-waktu lain. Setelah kira-kira setengah tujuh, kami baru bergegas bubar. Ada yang langsung pulang, ada juga yang masih di kampus, entah mereka mau tarwih di kampus atau bagaimana (???).
Satu hal yang lucu terjadi beberapa hari lalu ketika sirton yang memang tidak berpuasa karena bukan muslim, menyantap hidangan sambil jongkok. Saat itu ada yang melihat sirton mengira waktu berbuka sudah masuk dan ia pun mencicipi juga es buah di tangannya, padahal waktu berbuka masih beberapa menit lagi. Baru kemudian kak muli (partnernya mace, hehehe) menegurnya dan mengatakan bahwa sirton memang tidak berpuasa. Hahahaha. Mungkin ini sering terjadi hanya saja saya tidak memperhatikannya.
Ya seperti itulah ada beberapa hal yang lucu bisa terjadi di setiap kerumunan anak-anak himpunan. Selamat puasa, sebentar lagi lebaran :-)
(25 Juni 2016)



Komentar

Postingan Populer