Ironi Sebuah Kata Pengantar

Kata Pengantar dalam sebuah buku biasanya berfungsi untuk memberi informasi awal mengenai gambaran isi buku secara ringkas serta alur penulisannya. Hampir semua buku yang terbit saat ini mengandung bagian Kata Pengantar, tak terkecuali skripsi. Dua hari lalu, saya menulis kata pengantar untuk skripsi yang baru saja saya rampungkan (revisinya). Tidak bermaksud bertele-tele atau terlalu banyak bernostalgia, bagian kata pengantar dari skripsi saya tersebut hanya sependek tiga halaman. Isinya kebanyakan adalah ucapan terima kasih kepada orang-orang yang saya temui selama aktif sebagai mahasiswa bergaul di kampus. Oleh karena itu, sebenarnya bagian tersebut lebih cocok disebut bagian “Ucapan Terima Kasih” alih-alih kata pengantar.

Berkat teknologi informasi bernama insta-story, skripsi saya yang belum pernah dilihat orang-orang selain dosen penguji, muncul di dunia maya. Adalah seorang anak mahasiswa bernama Mihram a.k.a Iyam yang dengan sengaja menjadikan beberapa penggalan kalimat dalam kata pengantar skripsi tersebut sebagai objek yang ia pamerkan. Saya tentu menuliskan namanya di situ, kebetulan saya dan dia sangat akrab. Saking akrabnya sudah seperti senior dan junior sendiri.

Dua teman saya yang lain, kebetulan melihat story tersebut. Kemudian lantas menanggapi dengan nada yang agak kecewa dan sedikit berharap. “Harusnya ko tulis dua paragraf untuk namaku”. “Masa segituji ko tulis untuk teman angkatanmu !$&%!?”. Kira-kira begitulah mereka merespon.

Dengan kepala dingin saya berujar bahwa bagi saya nama adalah suatu yang spesial. Menuliskan nama mereka satu per satu di kata pengantar skripsi saya adalah bukti bahwa saya punya memori tentang mereka satu per satu. Bahwa nama mereka adalah representasi tentang keunikan diri mereka yang membedakannya dari individu-individu yang lain. Namun ternyata retorika semacam itu sepertinya tidak manjur untuk meredam kehendak teman-teman saya ini. Bahkan salah satunya menganjurkan saya menulis ulang kata pengantar tersebut. Menurutnya kata pengantar haruslah panjang-panjang (bertele-tele dengan sedikit bumbu romansa dan nostalgia). Kebanyakan mahasiswa mungkin akan berpikiran sama. Kebanyakan kata pengantar yang saya pernah baca memang memuat kriteria seperti itu. Lagipula skripsi tersebut sudah terjilid rapi. Terlanjur sudah, ibarat kata peribahasa nasi sudah menjadi nasi goreng.

Tapi bukankah ada sebuah ironi yang terkandung dari ihwal di atas? Karya ilmiah yang baik adalah karya ilmiah yang dibaca dengan sungguh-sungguh. Maka skripsi yang baik adalah skripsi yang dibaca agar argumentasi dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya bisa dipahami. Bukan skripsi yang dibuka untuk dibaca kata pengantarnya lalu ditutup dan tersimpan rapi selamanya. Bersandingan dengan skripsi-skripsi lain dengan nasib serupa. Sejujurnya, saya juga senang kalau melihat kalau ada orang yang menulis dan menyampaikan sesuatu tentang saya di skripsinya. Tapi saya juga pernah membaca skripsi dari bab 1 sampai bab 5 dari seorang senior. Niat saya adalah memang melihat bagaimana argumentasi penulis dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Apalagi membaca suatu karya ilmiah akan lebih menyenangkan jika kita mengenal sosok si penulis. Rasanya seperti lebih bisa dekat dengan tulisan tersebut. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tulisan. Terkadang kita akan lebih senang membaca tulisan blog teman kita sendiri ketimbang tulisan orang asing.

Namun seandainya saya harus merevisi kata pengantar tersebut demi menghibur teman-teman saya, sekaligus memenuhi standar kata pengantar skripsi yang baik dan benar, mungkin seperti inilah saya akan menuliskannya :

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbilaalamiin, puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan nikmat rezeki-Nya yang tak terhitung kepada penulis, sampai pada terselesaikannya skripsi ini. Salam dan shalawat kepada junjungan umat islam Nabi Muhammad S.A.W., sang rahmat bagi semesta alam.

Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, atas kasih sayang dan rasa pengertian yang selalu diberikan selama ini. Kesabaran beliau masih menyertai penulis yang baru menyelesaikan studi di akhir semester sebelas. Agak molor sedikit dari rencana awal. Ucapan terima kasih ini tentu tidak sanggup membalas semua kebaikan keduanya. Juga kepada adik-adik penulis; Rezki Yulianti Bahtiar yang turut mengingatkan akan skripsi ini sampai sampai sempat risih karena kakak satu-satunya ini belum lulus-lulus juga; Dan Taufiq Hidayat Bahtiar yang sudah kelas 1 SMP, semester awal saya berkuliah dia baru masuk kelas 1 SD. Betapa waktu cepat berlalu. Selamat bertumbuh dewasa.

Kepada Bu Seni dan Pak Aswin, selaku pembimbing pertama dan kedua, terima kasih atas segala masukan dan dorongan dalam menyelesaikan tulisan ini. Juga untuk dosen-dosen pengajar di departemen HI unhas, pak Darwis, pak Bur, bu Puspa, pak Nasir, pak Agus, pak Gego, bu Isdah, pak Adi, pak Aspi, pak Munjin, bu Jannah, pak Patrice, terima kasih atas jam-jam kuliah yang sudah berlalu. Rasanya kangen untuk masuk kuliah lagi, diabsen lagi, ditanya dosen, berdiskusi dengan teman sekelas, dan diberi tugas mereview jurnal berbahasa inggris. Serta untuk Bunda dan kak Rahma, terima kasih telah setia membantu urusan administrasi selama mahasiswa.

Untuk senior-senior HI yang telah membagikan ilmu dan pengalaman bersama penulis; kak Iccang. Senior yang satu ini punya sikap tegas dan merupakan salah satu contoh role-model pengkader yang baik. Juga selalu asik untuk diajak berdiskusi, menonton siaran langsung bola, bermain joker, bermain PS, sampai diajak berlibur. Saat ini telah sibuk bekerja. Saya doakan biar keluarganya sakinah, mawaddah dan warohmah selalu dengan sang istri dan calon anak. Aamiin.

Kak Ikki, semasa mahasiswa dia sering berdiskusi dengan penulis, terutama tentang himpunan. Banyak ide muncul dari kak Ikki. Selain itu dia juga cerdas dan humoris, membuatnya jadi orang yang menyenangkan diajak bercerita.

Kak Eqilham, semasa mahasiswa sosok yang satu ini adalah kakak yang menawan di mata maba-maba. Mulai dari macho, retoris, arogan dan unbeatable. Dia adalah fans real madrid garis keras, yang rela pergi ke toddopuli untuk mencari warkop yang menayangkan pertandingan la liga ketia el real bermain, tapi selalu butuh ditemani. Ketua dewan mahasiswa di fisipol, adalah jabatan yang pernah disandangnya. Puang, adalah gelar yang klaimnya semasa KKN. Dan paling penting, sisa sisa keberkuasaanya masih bisa ditemui sekali-kali dia masuk kampus. Adik-adik selalu menyambut manakala Rizki Ramadhan Ilham menginjakkan kakinya di sospol.

Kak Arqam. Rumah panggung yang legendaris itu pernah menjadi sentrum kami berdiskusi soal tetek bengek berhimahi, terutama soal pentingnya kaderisasi. Darinya saya mendapat gagasan tentang betapa sakralnya yang namanya kaderisasi di himahi. Kaderisasi juga adalah tentang dedikasi. Bahwa betapapun lingkungan apatis kepada orang lain, kita harus berbuat lebih. Suatu kebaikan ketika kita sudah mengambil peran yang baik dalam hidup orang lain. Sehat selalu kak, kapan-kapan kalau ke Makassar boleh berfutsal lagi. Salto lagi juga tidak apa-apa.

Kak Ignas, romo yang sudah belajar filsafat sedari remaja. Merupakan salah satu dari sedikit filsuf yang ada di HI Unhas. Teman berdiskusi soal marxisme dan gerakan kiri. Tulisannya juga bagus-bagus untuk disimak. Dia juga sosok yang humoris, kegiatan akan lebih berkesan ketika ada romo Ignasius di situ.

Kak Sam, bagaimana mungkin kehidupan kampus berlangsung tanpa kehadiran kanda yang satu ini. Setia hingga akhir. Seperti itulah kiprahnya dalam mengawal adik-adiknya. Senior yang satu ini bisa dikata tahu apa pun, dari soal filosofis, metodologis, sampai kerja-kerja teknis. Mace adalah spot favoritnya ketika berada di kampus (dengan tak perlu menyebut forum-forum himpunan tentunya). Banyak pengalaman berkesan penulis alami bersama kak Sam yang saat ini sudah berdomisili di Bantaeng. Semoga lebih sering ke Makassar biar bercerita dan ngopi lagi, kak.

Masih banyak sosok senior hebat yang penulis temui di kampus; kak Mimin (guru penulisan yang handal), kak Bob dan kak Nita (pendiri KBJ dengan semua kegiatan-kegiatan kerennya), kak Radhit (musisi beken makassar), kak Mekel, kak Riri, kak Apip, kak Rido, kak Arul, dan yang lain. Terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Terima kasih kak.

Terima kasih juga untuk kakak-kakak 2011 yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman, terutama dalam periode 2013–2014 selama mengurus himpunan; kak Hedar, kak Viko, kak Anti, kak Agor, kak Aji (jibsky), kak Noufal, kak Ade, kak Toso, dan yang lainnya.

Teman-teman seangkatan penulis, suatu waktu kita menyebutnya Interrupters;

Bayu, adalah mahasiswa dengan skill agility, speed, dan durability yang mumpuni. Walhasil Bayu adalah andalan semua orang, dari kakak-kakak senior sampai adik-adik ukhti. Secara de facto, Bayu adalah yang paling cocok menjadi ketua angkatan 2012. Namun sayang, ketika pemilihan ia belum punya kepercayaan diri untuk mengajukan diri saat itu. Saya heran, sampai sekarang Bayu masih betah belum proposal, padahal kemampuan olah pikirnya sudah diakui orang-orang. Semasa mengurus himpunan juga terbisasa mengorganisir perihal keilmuan kader, dan mengadvokasi isu-isu intra dan ekstra kampus. Sepertinya ada hal yang masih jadi prioritasnya di kampus. Saya doakan saja semoga berhasil, dengan siapapun itu. Hahahaha?

Sirton. Suatu ketika rumahnya menjadi basecamp untuk pengurus dan senior berdiskusi, sampai larut malam. Hal ini ditunjang oleh fasilitas AC dan wifi yang tersedia di rumahnya. Di periode 2014–2015 pernah menjadi orang yang paling ditakuti oleh maba HI (setidaknya menurut Anna). Setahu saya ia tertarik dengan isu-isu ketidakadilan agraria, tapi apa daya di tangan pak Patrice skripsinya harus membahas Suriah. Sebagai teman, dia adalah sosok yang suka menolong dan bisa diandalkan dalam segala situasi. Hanya saja ia juga mudah tertidur dalam segala situasi (saya pernah mendapatinya terlelap ketika ia sedang memanaskan mesin mobil di garasinya), tidak semua orang bisa melakukan itu. Cepat-cepat lulus bro, layak mi kampus untuk kau tinggalkan.

Akmal “the opportunist” Ashar. Adalah teman penulis yang paling bisa membaca dan memanfaatkan peluang sekecil apapun. Kemampuannya membaca situasi di atas rata-rata orang dewasa. Teman-teman yang menulis skripsi soal peluang dan tantangan mungkin sebaiknya mendatangi Akmal. Dia juga teman saya yang paling bisa diajak nobar di warkop (limsat, khatul maupun oryza), ketika MU bertanding. Karena keberadaannya bisa diasosiasikan dengan keberadaan wifi, dan setiap warkop pasti ada wifi. Selain itu, ia juga punya wawasan yang luas, apalagi soal jurnalisme. Pasalnya selain aktif di himahi (hingga kini), ia juga aktif di pers kampus.

Gufron. Ngopi sambil download film adalah rutinitas yang tak jemu ia lakukan. Penulis mengenal sosoknya dari maba, dengan segala transformasinya hingga kini. Habitat naturalnya adalah Oryza Coffee. Ia adalah yang paling bisa membuat kelucuan di antara kami. Sejauh ini, menurut saya dia adalah aktor parodi terbaik sejak tahun 2013. Belum ada maba HI yang mengalahkan ratingnya berparodi. Untuk itu kini ia didapuk sebagai steering GM dan penulis naskah parodi GMXXXII. Pengalaman berorganisasinya juga terbilang banyak, selain menjadi DPO dua kali berturut-turut . Ketika pengurus muda, ia pernah menjabat panitia kegiatan 4 kali berturut turut; intro, LK, LOI dan Hiers Camp. Terlepas dari perdebatan soal manajemen sumber daya, pencapaian tersebut sudah menggambarkan kontribusinya yang tak main-main.

Amma’, komik one piece ditemani susu ultra adalah starter pack yang digemarinya ketika itu. Merupakan teman penulis sejak mengurus himpunan bertahun-tahun lalu. Dulu ia termasuk perokok berat. Syukurlah, kini ia berhenti merokok, teman-temannya tidak lagi terberatkan.

Dian, adalah orang yang rajin, cekatan dan punya pengalaman organisasi yang banyak. Pernah menjabat DPO, sekretaris himpunan ketika kami mengurus, dan steering kegiatan-kegiatan. Punya banyak teman dan juga dermawan. Semoga cepat-cepat lulus, sudah terlalu lama menunda-nunda skripsi, padahal sangat capable untuk menyelesaikannya segera. Tetaplah jadi teman yang asik diajak mengobrol.

Ama. Alto terbaik seindonesia timur ini memang hobby dengan paduan suara. Selain menyanyi, ia juga senang piara kucing. Zorro adalah kucing favoritnya kini, yang menggeser status kampret. Adalah pemilik Oryza Coffee tempat kami selalu berkumpul, dan pengusaha nasi kuning yang sukses. Suatu saat akan berjumpa dengan bule yang ia idam-idamkan. Kapan-kapan saya akan ajak get lost ke tempat-tempat liburan yang pastinya fun.

Yuli. Dulu sering membawakan kami makanan dari rumahnya di sudiang. Dan bagi mahasiswa yang menginap di kampus, itu adalah hadiah terbaik di pagi (atau siang) hari. Semoga sehat-sehat selalu dengan calon bayinya.

Amel, setahu penulis dia salah satu mahasiswi yang paling punya minat belajar, tak terkecuali dalam hal organisasi. Dulu aktif mengurus himpunan meskipun harus pulang malam-malam ke sunu. Semoga masih sering berjumpa dan mengobrol lagi.

Gita “Dewe” Gutawa, wanita berbakat yang berasal juga dari distrik sunu. Selain berbakat menyanyi dan melukis, ia juga orang yang mandiri dan punya selera humor yang baik. Sukses dengan rencana s2 mu teman.

Teman-teman angkatan penulis; Vivi, Nita, Tika, Bill, Topan, Bahri, Ino, Nizar, Sani, Leli, Ai, Umi, Ninik, Irene dan lainnya. Sudah banyak momen berharga selama mahasiswa penulis lalui bersama mereka. Semoga sama-sama sukses di jalan masing-masing.

Adik-adik 2013 yang beragam-rupa;

Echa. Adalah partner penulis ketika pergi liburan progresif ke semarang. USF adalah sasarannya ketika itu. Akhir-akhir ini rajin membaca novel. Bisa menjadi teman buat menunggu yellow rice with the spicy chicken slice pagi-pagi di Oryza. Dia juga sosok yang menyenangkan, layak menjadi teman seperjalanan. Sama seperti slogan jaket yang sering ia kenakan, mahasiswa yang satu ini “sedikit nakal, banyak akal”.

Afann. Bersama Echa, ia adalah dua orang yang saya angkat statusnya menjadi saudara, sejak mereka berdua menjenguk saya yang lagi KKN di Jeneponto. Adalah fans MU garis putus-putus, ya karena ia masih sering melewatkan pertandingan-pertandingan MU dengan sengaja. Suatu dosa besar bagi orang yang mendaku diri penggemar klub bola man united. The Naughty, adalah julukannya. Tapi dalam konteks yang positif. Contohnya? Silakan cari saja sendiri.

Hilda, rekan DPO penulis periode 2016–2017. Dia setia hadir memberi hadiah kepada penulis ketika penulis selesai proposal sampai selesai ujian skripsi. Thank You dek. Semoga sukses dengan apapun yang kau rencanakan kini.

Ryan, adalah pemikir politik kontemporer yang dimiliki kampus saat ini. Bergaul kemana saja, dan berdiskusi tentang apa saja. Termasuk soal hitam yang kadang-kadang putih.

Aufar, Liverpudlian yang jago dalam hal fotografi. Anak yang ramah lagi ceria. Sangat antusias dan heboh ketika memainkan mobile legend di gadgetnya.

Juga untuk adik-adik 2013 lainnya; Fadhil, Thorgib, Aldy, Upi, Tira, Windos, Zia, Diah, Fajar, Enggra, Dila, Aila, Ivonne. Sukses selalu.

Untuk maba 2014;

Zulmi. Usianya jauh di atas batas wajar seorang maba. Satu-satunya maba yang lebih tuits dari sc nya. Karena itu pula, ia adalah sosok yang dituakan di angkatannya. Dalam arti yang paling harfiah. Mantan kahima periode lalu yang punya loyalitas tinggi hingga kini.

Wira. Seperti Zulmi, Wira adalah golongan maba yang tak dipanggil kumpul sendiri. Sehingga bagi pengurusnya, mereka berdua adalah maba andalan. Banyak pengalaman penulis bersama Wira, dari ceklok berdua ke Lembanna, sampai diantar dari Tamalanrea ke Mallengkeri menjemput mobil antar-daerah. Sekarang ia sudah jarang muncul di tongkrongan. Akhir-akhir ini Wira tidak seperti yang saya kenal. Karena ia sudah menjadi Bukanwiraaa.

Serta, maba-maba 2014 yang lainnya; Aul (kenapa belum proposal, butuh energi terbaru[kan]?), Anna (sehat-sehat nah, ingatkan lagi Sirton skripsinya), Tirza (maba yang aktif, sudah paham keorganisasian dan kemahasiswaan serta punya minta belajar yang tinggi [iden triwulan 4]), Ani, Marwah, Suci, Ulfa, Devina, Wulan, Anwar, Ashar, Hendro, Rani, Febe, Khusnul, Tina, Kiki. Sukses selalu, dik.

Juga kepada adik-adik 2015, yang banyak saya akrabi semasa kepanitiaan Mubes XXXII. Fiqri dan Amel, #KampusRasaPabrik sesungguhnya adalah peristiwa yang keren bagi seorang mahasiswa yang kritis. Lanjutkan menapaki jalan idealisme itu. Iyam, koordinator DPO yang rajin mentraktir anggotanya, panjang umur!, Asrul dan Caca, Wais, Rara, April, Rizka, Henny, Wulan, Zul, Aweks, Fandha, Ismi, Firdha, dan lainnya. Selamat menyelesaikan kepengurusan! Pun untuk adik-adik 2016, semoga tetap menghadirkan semangat baru di himpunan.

Teruntuk Kepengurusan Himahi Fisip Unhas periode 2014–2015, suatu kehormatan pernah bersama-sama menjadi bagian dari sejarah panjang himpunan. Pelajaran hidup banyak penulis dapatkan semasa mengurus. Untuk “Rumah”, tempat belajar dan berbagi, tetaplah membaikkan hati dan pikiran orang-orang. Kepada keluarga besar Himahi Fisip Unhas, terima kasih!

Untuk kawan-kawan di Kema Fisip Unhas yang pernah berbagi keresahan yang sama ketika berproses di lembaga mahasiswa; Rewo, Tina, Andre, Ical, Iqbal, Afdal, Aqilah, Nunu. Serta semua kawan yang pernah penulis jumpai dalam diskusi-diskusi pelataran maupun orasi-orasi jalanan, salam perjuangan!

Keluarga Bapak Saliri dan Ibu Rosmiati. Terima kasih atas kebaikan hatinya selama kami KKN di Jeneponto. Teman-teman posko KKN Unhas gelombang 93 Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu; Irham (Teknik 2012 yang mengambil peran korlur, sekali waktu penulis ditilang di jeneponto akibat mengantarnya dengan tanpa memakai helmet), Apri (apa kabar kambing-kambingmu di Lembang Loe, bli?), Ros (ededeh, berhenti-berhenti mko ros, urusmi skripsimu), Tuti (joget balon lagi nanti di agustusan bagemana?), Eva (paling pendiam dan hanya ketawa gratis), Eca (wanita karir yang paling pertama lulus di antara kami), dan Andin (cukup dengan melantunkan lagu favoritnya sore-sore, sudah bisa dibuatkan kopi malam-malam, yeay). Semoga berjumpa lagi di lain hari.

Isi skripsi ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat menghargai kritik dan saran demi perbaikan tulisan-tulisan penulis di masa depan. Akhir kata, penulis menyelipkan kekaguman bagi para pemikir yang menginspirasi kemajuan ilmu pengetahuan. Dari Plato sampai Kant. Dari Aristoteles sampai Marx. Newton sampai Einstein. Peradaban berhutang pada para intelektual.



Makassar, 14 Maret 2018.
Penulis.

Komentar

Postingan Populer