Anti-perspektif Kekalahan

Setelah menghadapi kekalahan, tiada yang diinginkan lebih daripada segera dimulainya pertandingan berikutnya. Itulah yang dikatakan Juan Mata ketika MU takluk oleh Chelsea Oktober silam. Tampaknya hal itu tidak sekedar berlaku bagi pemain, melainkan juga bagi penggemar klub sepakbola ketika tim kesayangannya kalah. Semalam MU harus tunduk di kandang klub papan bawah Newcastle United. Klub yang baru kembali ke liga primer tersebut tampil disiplin di bawah arahan Rafael Benitez untuk meraih tiga poin krusial dari tangan Man United yang memang tampil buruk. Martial secara mengecewakan menyia-nyiakan peluang emas. Sanchez dan Lukaku pun demikian. Bagi MU, kekalahan ini berarti jarak yang makin melebar dengan City di puncak klasemen menjadi 16 poin. Teramat disayangkan, kedatangan Alexis Sanchez dari Arsenal belum mampu memperlihatkan dampak yang signifikan. Mungkin Jose harus memainkan Sanchez di sayap kanan, dan Martial di sayap kiri (sebagaimana ia selalu dimainkan). Menurut saya hal itu patut dicoba untuk memaksimalkan kedua potensi pemain. Sejak kedatangannya, Sanchez selalu dimainkan di sayap kiri atau di belakang striker. Seperti biasa, sangat menyebalkan melihat MU kalah, apalagi ketika dalam posisi mendominasi pertandingan.

Sebaliknya, bagi the Magpies, kemenangan 1–0 berarti tiga poin yang sangat mereka butuhkan untuk menjauhkan diri dari zona relegasi. Newcastle memang bukan klub yang identik dengan zona merah. Klub ini salah satu yang pernah dominan di liga primer medio 1995 hingga 1997 dengan dua kali finish sebagai runner-up di belakang MU ketika itu.

Karna MU kalah, saya jadi terpaksa “berpura-pura” tidak memikirkan sepakbola seharian. Jadilah saya seharian menghabiskan waktu membaca buku The Winner Stands Alone karangan Paulo Coelho. Hal itu saya lakukan untuk mengalihkan perhatian dari kekalahan tersebut. Bahkan saya tidak ingin melihat review pertandingan di TV karena pasti kemenangan besar City akan menjadi berita utama. Mereka tinggal berjarak enam kemenangan dari gelar juara. Bagi saya, perburuan gelar liga primer memang telah usai, meskipun secara matematis City masih bisa disalip. Harus diakui, tim Pep Guardiola tampil sangat apik musim ini. Dan Kevin de Bruyne adalah pemain terbaiknya.

MU harus bekerja lebih keras di sisa kompetisi untuk berjuang di liga champions dan piala FA. Dan perjuangan tersebut akan segera dimulai dalam pertandingan-pertandingan di dua minggu kedepan ini menghadapi Huddersfield dan Sevilla. Pogba harus kembali ke performa terbaiknya. Lukaku harus mencetak gol lebih sering. McTominayy mesti lebih sering mendapat menit bermain. De Gea harus tetap berseragam Man United di awal musim depan. Griezmann atau Dybala yang bisa memainkan number 10 role di belakang Lukaku mungkin perlu ditambahkan sebagai pelengkap skuad musim depan.
Hidangan liburan selama februari: )



pada akhirnya, mustahil untuk tidak memikirkan sepakbola:”(

Beberapa hari ini berada di rumah membuat saya monoton menghabiskan waktu. Tidak banyak melakukan aktifitas, tidak banyak berbicara, dan lebih banyak memikirkan masa depan. Yup, musim kompetisi depan lebih tepatnya :”

Setelah gembira telah lulus ujian skripsi tepatnya 12 Januari lalu, saya memutuskan meninggalkan Makassar untuk sementara waktu sebelum yudisium dan wisuda yang masih lama itu. Pulang adalah pilihan yang paling emansipatif dari hiruk pikuk keseharian yang kalau tidak ditinggalkan akan jadi membosankan (belakangan saya tahu himpunan sangat bergairah oleh suatu peristiwa, jadinya saya sekarang merasa ketinggalan). Asumsi tersebut saya tukarkan dengan hari-hari yang berjalan lambat, diisi “hanya” dengan menonton sepakbola, mengecek poin Fantasy Premier League, menyeduh kopi, memainkan piano, membaca fiksi, scrolling timeline Twitter sesekali. Itu dan itu saja. Namun demikian, waktu-waktu ini memang saya “dedikasikan” untuk menyemai jeda (ini frase yang diciptakan seorang kawan), sebelum kembali ke Makassar. Tempat “cita-cita” itu mungkin berada. Tempat segala kemungkinan bisa diupayakan. Dan tempat dimana pilihan-pilihan rasional bersanding dengan idealisme anak muda. Saya akan berhenti sebelum kata-kata saya se-implisit judulnya. Lagipula sudah larut.


13 Februari 2018.

Komentar

Postingan Populer